Dalam perjalanan kembali ke Jakarta, penerbangan saya transit terlebih dahulu selama kurang lebih 8 jam di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Keinginan saya di Malaysia cukup sederhana: mencoba kulinernya! Kuliner apa yang langsung terlintas dalam pikiran? Tentu saja, nasi lemak! Bahkan saat ditanya oleh petugas imigrasi, saya dengan jujur mengatakan bahwa tujuan saya masuk ke Malaysia hanyalah untuk mencari nasi lemak, hehe.
Saya ingin sekali menjelajahi Malaysia semenjak terakhir kali mengunjunginya sekitar 7 tahun lalu. Dulu, saya berusaha bertahan hidup di sana dengan uang seadanya. Namun kini, Allah telah memberikan rezeki yang lebih, sehingga saya ingin mengeksplorasi lebih dalam. Namun, karena khawatir terjebak macet dalam perjalanan ke Kuala Lumpur dari KLIA, saya akhirnya memutuskan untuk mengunjungi salah satu kota terdekat saja, yaitu Putrajaya (atau Cyberjaya), menggunakan KLIA Ekspres, kereta bandara yang ada di Malaysia. Harganya relatif murah, hanya sekitar 9.5 MYR.
Saya sempat membaca ulasan tentang kota ini di Reddit. Putrajaya digambarkan sebagai kota yang cukup tenang dan tertata. Saya kira saya bisa menemukan nasi lemak di sana, tetapi qadarallah, saya tidak berhasil menemukannya. Saya sempat mengunjungi IOI City Mall, berharap dapat menemukan franchise nasi lemak yang enak di sana, tetapi sepertinya karena ini makanan yang cukup tradisional, saya tidak dapat menemukannya di mal.
Setelah mencari beberapa saat, saya memutuskan untuk mengunjungi food truck yang ada di Presint 2. Kebetulan tempat tersebut dekat dengan salah satu masjid jami’ yang ternama di sana, yaitu Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin (atau Masjid Besi). Masya Allah, saya begitu bahagia ketika bisa melaksanakan shalat di masjid di luar Indonesia. Mungkinkah ini panggilan untuk segera mengunjungi Masjidil Haram?
Selepas menunaikan shalat Ashar, saya mencoba untuk mengunjungi food truck Putra Jaya di P2 yang lokasinya hanya beberapa meter dari area masjid. Setibanya di sana, saya berusaha mencari penjual nasi lemak. Akan tetapi, lagi-lagi, Allah sepertinya belum mengizinkan saya untuk mencicipi nasi lemak kali ini. Saya tidak menemukannya, tetapi sebagai gantinya saya menemukan nasi kerapu yang sangat mirip dengan nasi uduk bunga telang.
Saya juga menyempatkan diri menikmati sore dan senja di pinggir danau Putrajaya. Suasana di sana begitu sepi dan syahdu, sungguh memesona. Selepas melaksanakan shalat Maghrib, saya memesan Grab untuk kembali ke Stasiun MRT Putrajaya Sentral dan melanjutkan perjalanan ke KLIA menggunakan KLIA Ekspres.
Berakhirlah sudah perjalanan pelatihan yang berbalut solo traveling saya kali ini. Setelah sekian lama, akhirnya mimpi saya untuk melakukan solo traveling tercapai, bahkan dengan disponsori oleh kantor. Sungguh indah rencana Allah Ta’ala.
What a trip! See you again later, Vietnam!